ANGKRINGAN menjadi salah satu icon kuliner kelas menegah ke bawah yang juga dapat di jumpai di setiap sudut kota.Sajian sederhana dengan nasi dengan sambal teri atau lebih dikenal dengan nasi kucing ini tak boleh di lewatkan begitu saja. Meskipun pengunjung hanya di sediakan kursi kayu panjang dan makanan berhimpitan di gerobak angkringan dengan lampu redup, namun suasana yang dihadirkan justru lebih mahal dari harga makanannya.
Angkringan memang identik dengan suasana yang begitu akrab.pengunjung dipaksa untuk makan bersama dalam suatu gerobak kecil menghadap langsung menghadap langsung berbagai macam sajian sederhana yang ditata rapi berjajar dengan teko-teko panas untuk merebus air. Nasi kucing, tempe goring, tahu goring,bacem,sate telur puyuh,sate usus,ceker dan berbagai camilan sederhana ini saiap menemani obrolan hangat antara pengunjung yang datang.
Meskipun demikian MAS ANAM (nama pemilik angkringan) menyadari juga mengenai arti pentingnya aspek kebersihan makanan. Kini angkringan yang identik dengan makanan murah meriah,kadang terkesqan agak kumuh justru mulai dikembangkan dengan lebih menarik. Pengunjung bias duduk lesehan bersama dengan sahabat,teman bahkan dengan pacar (bagi yang punya.. hehehe….) sambil menikmati suasana malamhari di jogja yang tenang.
Itulah alasan mengapa MAS ANAM memilih untuk mendirikan angkringan. Terkadang MAS ANAM juga mengajak teman-temannya untuk datang keangkringannya dan saling ngobrol ngalor-ngidul dengan pengunjung yang lain sambil menikmati kopi hingga tengah malam. Dan yang lebih istimewa lagi, angkringan MAS ANAM tidak pernah membatasi dan menerima dengan ramah siapapun yang dating ke angkringan tersebut. Adalah sebuah suasana yang mungkin tidak dapat di temui di kota besar seperti di Jakarta.
Para pengunjung saling ngobrol ngalor ngidul sambil menikmati jajanan angkringan
Nasi Kucing + Telur puyuh sajian khas angkringan
Nasi kucing yang siap menyambut para pengunjung yang datang
0 komentar:
Posting Komentar